Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan, baik orang kaya maupun orang miskin, baik yang taat ibadah ataupun yang suka maksiat. Semuanya ingin bahagia. Apa yang harus kita lakukan ketika kita ingin menggapai kebahagiaan?
Cara mencapai kebahagiaan itu ada dua: dengan cara senang dan cara tenang. Ada orang yang mencari kebahagiaan itu dengan cara tenang dan ada juga yang mencari kebahagiaan itu dengan cara senang.
Apa bedanya tenang dengan senang?
Kalau orang ingin bahagia dengan cara senang, itu sifatnya sementara. Contoh, ketika punya masalah, kemudian dia pergi ke suatu tempat dengan teman-temannya, kemudian dia hura-hura, dia bahagia, tapi itu dengan cara senang. Contoh lainnya, kita makan enak, kita akan senang, namun itu sifatnya sementara dan itu (bahagia dengan senang) adanya di nafsu.
Maka, agar kita senantiasa bahagia, capaikan kebahagiaan itu bukan dengan cara senang (nafsu), tapi dengan tenang (hati).
Ada kunci-kunci kebahagiaan atau kiat-kiat bahagia yang menjadikan kita tenang.
Yang pertama adalah senantiasa mencari ilmu. Terus cari ilmu, bagaimana saja dan kapan saja. Ilmu itu menjadikan ketenangan bagi jiwa kita. Hati kita akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki yang sebenarnya. Dengan ilmu kita akan tahu jalan yang harus ditempuh atau hal yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Nabi Muhammad Saw menegaskan, barangsiapa yang menuju suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan jalan menuju surga.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Imam Syafi’i menyatakan, sukses di dunia dan di akhirat harus dengan ilmu.
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu.” (Manaqib Asy Syafi’i).
Yang kedua, yang harus kita lakukan agar kita bahagia dengan cara tenang yaitu berteman dengan orang yang memiliki ilmu.
Yang ketiga, agar kita tenang dalam hidup kita yaitu dzikrullah, mengingat Allah Swt. Ketahuilah, berdzikir kepada Allah itu menjadikan tenang, tentram hati kita. Semakin banyak dzikir semakin tenang.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d: 28)
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah : 152)
Dengan kita senantiasa berdzikir kepada Allah itu akan menjadikan tenang, tenteram. Salah satunya ada dalam hadits, barangsiapa membaca ketika keluar di rumah bismillahi tawakkaltu ‘alallah la haula wala quwwata illa billah, yang pertama akan dapat hidayah (petunjuk) dan perlindungan dari Allah Swt.
Hal lain yang bisa membuat kita tenang yaitu bershalawat kepada Rasulullah Saw. Simak kajian lengkapnya tentang Bahagia Cara Senang Vs Tenang, Nafsu Vs Hati ini di video berikut.
Video Ceramah Cara Mencapai Kebahagiaan Hakiki