Koleksi Kata Mutiara Islami Inspiratif dan Motivasional

Dzikir (mengingat Allah) bagi seorang Muslim ibarat air bagi seekor ikan. “Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?” (Ibnu Qoyyim). Maka, “Ingatlah kepada-Ku (dzikir), maka Aku (Allah) pun akan mengingat kalian.” (QS. Al-Baqarah:152).

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga…” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi)

“Ditanya kepada Rasulullah Saw, ‘Do’a manakah yang didengar (Allah)’ Sabda baginda, “Do’a itu mustajab (dikabulkan) pada waktu malam dan selesai sholat fardhu” (HR Tirmizi).

“Orang yang pemurah (gemar sedekah) itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat kepada neraka (siksaan Allah). “ (H.R. Tirmidzi dan Baihaqi).

“Barangsiapa meninggalkan perdebatan, sedangkan ia sebenarnya pada pihak yang keliru, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah yang berada di sekitar surga. Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia sebagai pihak yang benar, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di bagian tengah surga. Barangsiapa yang senantiasa berusaha memperbaiki akhlaknya, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di bagian atas surga” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Baihaqi).

“Di antara manusia ada orang yang menjadi pembuka kebaikan dan menutup keburukan. Demikian pula ada manusia yang menjadi pintu keburukan dan menutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan dirinya sebagai pembuka pintu kebaikan dan celakalah orang yang menjadi pintu keburukan.” (HR Ibnu Majah).

“Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah Rasul Saw.” (Fudhail bin Iyadh).

“Barangsiapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Tirmidzi).

“Barangsiapa menempuh jalan untuk menentut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim).

“Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan (foya-foya), maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan” (HR Thabrani).

“Hiduplah di dunia ini seakan-akan kamu adalah orang asing atau sebagai pengembara” (HR Bukhari). Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud hadits tersebut adalah “janganlah kita cenderung kepada dunia, menjadikannya sebagai tempat menetap, dan jangan berpikir kalau kamu akan tinggal di dunia selamanya, dan jangan bergantung kepadanya kecuali seperti yang dibutuhkan oleh orang asing yang tinggal di negara lain yang suatu hari nanti ia pasti akan kembali kepada keluarganya.”

“Puasa dan Al-Qur’an itu memintakan syafa’at (pertolongan) bagi seorang hamba di Hari Kiamat nanti. Puasa berkata: ‘Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya’. Dan berkata pula Al-Qur’an: ‘Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku ), maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya’. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafa’at” ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).

“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca Kitabullah Azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (kedamaian/ketenangan), rahmat (kasih sayang) akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka di hadapan malaikan yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

“Orang yang berbuat baik dan menyadari bahwa yang diperbuatnya adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Orang yang berbuat tercela, dan sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin.” (HR Ahmad)

“Bacalah Al-Quran oleh kamu sekalian, karena bacaan Al-Quran yang dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat (penolong) bagi para pembacanya di Hari Kiamat nanti.” (HR Muslim)

“Aku tahu rezekiku tak akan diambil orang lain. Karena itu, kalbuku selalu tenang. Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikan orang lain. Karena itu, aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah SWT selalu mengamatiku, karena itu aku selalu merasa malu bila Dia melihatku dlm keadaan maksiat. Aku tahu kematian itu menungguku, karena itu aku selalu menambah bekal amal saleh”. (Imam Hasan al-Bashri).

Posted in Mutiara Hikmah and tagged , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *