MasjidAljabbar.com — Masjid Raya Al Jabbar dilengkapi Museum Islami seluas 3000 meter persegi. Museum ini berlokasi di basement masjid.
Menurut CEO PT Sembilan Matahari yang mengerjakan proyek konten museum, Adi Panuntun, sekarang konten museum sedang masa pemeliharaan dan penyempurnaan untuk persiapan peresmian.
Dijelaskan Adi, komposisi konten museum didominasi oleh grafis dan multimedia yaitu 56 persen, koleksi 35,4 persen, maket 4,9 persen serta diorama 3,7 persen.
“Kita menggambarkan sejarah perjalanan syiar Islam sejak Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu sampai terus ke Nusantara dan Jawa Barat,” kata Adi.
Menurut Adi, museum juga akan memiliki beragam replika, misalnya perkakas dapur dan tempat tidur Nabi serta proyeksi video mapping besar yang menceritakan penyebaran Islam. Termasuk juga tokoh-tokoh agama serta pengaruh Islam pada wayang golek atau ornamen batik. Pihaknya menyiapkan alur bagi pengunjung untuk memasuki antar zona.
Dirancang dengan pendekatan pengalaman ruang, pengunjung tidak hanya disuguhi informasi dari teks atau paparan audio dan video. “Tapi juga memberikan impresi pengalaman, bisa merasakan serunya dari informasi yang diceritakan itu,” kata Adi.
Contohnya pada diorama dengan teknik video mapping peristiwa Isra Miraj. Sementara peristiwa Perang Badar misalnya dihadirkan lewat teknologi Augmented Reality.
Dari hasil estimasi, lama waktu pengunjung di dalam museum jika menyimak semua konten yang disajikan sekitar satu jam. Adapun kapasitas pengunjung di dalam museum, sejauh ini masih dikaji dari hasil tes dan simulasi agar pengunjung tetap nyaman.
Soal suara dari museum Masjid Al Jabbar, diklaim tidak mengganggu ketenangan beribadah. “Aman, suara tidak sampai bocor ke atas ke ruang utama salat,” kata Adi. (Tempo)
