Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung menyerukan umat Islam membaca doa minta hujan dan mengimbau shalat istisqo sehubungan dengan terjadinya kekeringan yang melanda di beberapa daerah.
Ditandatangani Ketua Umum Prof. Dr. KH. Miftah Faridl dan Sekretaris Umum Dr. H. Asep A. Fathurrohman., Lc. M.Ag, MUI Kota Bandung mengimbau kepada MUI Kecamatan, MUI Kelurahan, masjid, dan seluruh masyarakat muslim di Kota Bandung untuk memperbanyak Istigfar dan Do’a agar Allah SWT memberikan Rohmat dan Barokah.
Adapun do’a yang di contohkan oleh Rasulullah Saw di antaranya :
1. Do’a Minta Turun Hujan
اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍٍ
“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda”.
اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ ُ
“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang merata, segera, menyuburkan, lebat, merata, segera tanpa kelambatan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan (kantong kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi)
2. Do’a mohon negeri yang aman dan sejahtera
رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخرُ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Q.S Al-Baqarah,2 :126).
Imbauan Shalat Istisqo
MUI Kota Bandung juga menghimbau kepada umat Islam warga Kota Bandung untuk:
- Memperbanyak istighfar (Nuh:10-11) terutama diwaktu sahur (Adz-Dzariyat: 18, Ali Imran: 17);
- Memperbanyak sedekah secara khusus (Al-Munafiqun: 10) dan kebaikan secara umum (Arrahman: 60);
- Bijak berkomunikasi dengan cara yang baik (Al-Baqarah: 83) baik langsung maupun melalui media sosial;
- Mempererat tali persaudaraan (Ukhuwwah) dengan menjalin silaturahmi;
- Mengokohkan persatuan kesatuan dan kebersamaan dalam kebaikan;
Jika dalam beberapa minggu ke depan masih belum turun hujan dan ada beberapa spot yang kesulitan air, MUI Kota Bandung mengimbau umat Islam hendaknya melakukan shalat istisqa di lapangan terbuka yang refresentatif, diikuti oleh kaum laki-laki dan perempuan, tua maupun yang muda, bahkan bayi pun dibawa, dan jamaah memakai pakaian lusuh. Jika punya hewan piaraan, maka hewan pun dibawa ke lapangan dan didahului dengan:
a. Puasa selama tiga hari;
b. Melakukan berbagai kebaikan seperti yang telah disebutkan;
c. Memperbanyak Istigfar dan Do’a baik sendiri, berjamaah, maupun pada khutbah Jum’at
Tata Cara Shalat Istisqa
a. Shalat ketika matahari mulai naik. Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah ra:”Rasulullah itu keluar untuk melaksanakan sholat istisqa manakala matahari mulai naik (waktu Dhuha)”. (HR Abu Dawud & Al-Hakim)
b. Shalat dua rakaat;
c. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah;
d. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah;
e. Khutbah dua atau sekali sebelum (atau setelah) shalat. Khutbah setelah shalat lebih utama;
f. Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali;
g. Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali;
h. Perbanyak do’a dalam khutbah kedua;
i. Khatib berdo’a dengan jahar (lantang), lalu menghadap kiblat setelah lewat sepertiga pada khutbah kedua.
Khatib dan jama’ah memutar pakaian (selendang atau sorban) ketika itu. Pada saat itu, khatib meningkatkan kesungguhan berdo’a sirr (rahasia) dan jahar (lantang), setelah itu ia kembali menghadap ke arah jamaah”.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abbad bin Tamim, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah mengajak orang-orang keluar untuk memohon turunnya hujan. Beliau shalat dua rakaat bersama mereka, dan beliau membaca dengan suara keras. Setelah memindahkan kain selendang, beliau mengangkat kedua tangannya, lalu berdo’a memohon diturunkan hujan sambil menghadap kiblat.” (HR Bukhari).
Do’a Istisqa
اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍٍ
“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda”.
اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ ُ
“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang merata, segera, menyuburkan, lebat, merata, segera tanpa kelambatan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan (kantong kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi).
اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ
“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang (ciptaan)-Mu, sebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah negeri-Mu yang sebelumnya mati”.
Doa Sesudah Sholat Istisqa
Doa ini dipanjatkan sesudah sholat Istisqa’
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْنًا مُغِيْنًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامًا طَبَقًا سَحًا دَائِمًا. اللَّهُمَّ سُقِنَا الْغَيْتَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَائِطِينَ. اَللَّهُمَّ بِالْعِبَادِ وَالْبَلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ اللَّذَاوَاءِ، وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُوهُ إِلَّا إِلَيْكَ. اللَّهُمَّ أَنْبِتُ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَ لَنَا الضَّرْعَ، وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَثْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ. اللَّهُمَّ ارْفَعُ عَنَا الْجَهْدَ ، وَالْجُوْعَ وَالْعُرَى، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَارًا، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا. اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ، وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ ، وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ.
“Ya Allah berilah kami hujan yang bermanfaat, berakibat baik, mendatangkan kemakmuran, melimpah, banyak, merata dan selalu tercurah. Ya Allah, berilah kami hujan dan jangan biarkan kami menjadi orang-orang yang berputus asa. Ya Allah, lindungilah hamba-hamba, negeri-negeri, hewan-hewan, dan seluruh makhluk dari penyakit, kesempitan dan kesulitan, dimana kami tidak mengadukannya kecuali kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkanlah tanaman bagi kami, pancarkanlah air susu bagi kami, curahilah kami hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah untuk kami segala keberkahan bumi. Ya Allah, angkatlah dari kami kesulitan, kelaparan, dan ketelanjangan. Angkatlah (hilangkanlah) dari kami segala bala, yang tiada seorang pun mampu untuk mengangkatnya selain Engkau. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, karena Engkaulah Maha Pengampun. Kirimkanlah hujan deras dari langit kepada kami. Ya Allah curahkanlah hujan kepada hamba-hamba dan hewan-hewan ternak. Tebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah bumi-Mu yang mati.”