Kehidupan seorang orang beriman (mukmin) bagaikan lebah madu. Ia memberi manfaat bagi sesama dan tidak merusak. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah Saw mengumpamakan kehidupan seorang mukmin itu bagaikan lebah madu. Bila ia makan, selalu mencari makanan yang baik dan bersih, berupa sari madu dari berbagai macam bunga.
Lebah itu bila mengeluarkan sesuatu juga bermanfaat bagi makhluk lain, berupa madu yang sangat manis dan mengandung obat. Bila ia hinggap di atas ranting pohon, tidak merusak ranting itu, meskipun ranting itu sudah rapuh.
إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد (رواه أحمد والحاكم والبيهقي)
“Sesengguhnya seorang mukmin itu laksana lebah madu. Jika dia makan, hanya memakan makanan yang baik, jika mengeluarkan sesuatu adalah sesuatu yang baik pula dan bila hinggap di atas ranting pohon, ia tidak mematahkan dan tidak pula merusaknya”. (HR. Ahmad, Hakim, dan Baihaqi).
Demikian indah perilaku kaum mukmin. Menebar manfaat terhadap sesama dan tidak merusak. Namun, ibarat lebah, seorang mukmin pun siap menyengat jika diganggu, diserang, atau diusik.
Dalam hadits lain, Rasulullah Saw juga menggambarkan semua hal bagi seorang mukmin itu kebaikan. Jika ia mendapatkan nikmat, ia bersyukur. Jika mendapatkan ujian atau musibah, ia bersabar dengan sabar itu musibah pun menjadi kebaikan.
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR Muslim)
Video Khotbah Jumat: Mukmin Ibarat Lebah