Ramadhan telah berlalu. Tibalah Syawal, bulan peningkatan amal ibadah. Secara bahasa, Syawal (شَوَّالٌ) artinya peningkatan. Secara istilah, Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah yang terletak di antara bulan Ramadhan dan Dzulkaidah.
Syawal dapat diartikan sebagai bulan peningkatan ibadah dan peningkatan kinerja setelah –insya Allah– mencapai derajat takwa usai puasa Ramadhan.
Setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh selama bulan Ramadhan, diharapkan umat Islam dapat melakukan peningkatan amal ibadah hingga tiba Ramadhan berikutnya.
Menurut Ibnul ‘Allan Asy-Syafi’i, pemberian nama Syawal berasal dari kata Syaalat ai-ibil yang berarti unta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Pada bulan ini, penduduk Arab dulu akan menggantungkan alat-alat perang mereka karena telah memasuki bulan haram untuk berperang.
Dalam buku Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah Rekomendasi Rasulullah, Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari menjelaskan, secara bahasa, Syawal (Arab: Syawwal) artinya adalah peningkatan amal.
Amalan Khusus Syawal
Setidaknya ada dua amalan khusus yang biasa dilakukan umat Islam saat bulan Syawal, sejak Sholat Idulfitri 1 Syawal, yakni silaturahmi dan puasa syawal.
Menjadi tradisi saat lebaran tiba, kaum muslim Indonesia saling berucap maaf dan memaafkan dan/atau silaturahmi dengan kerabat dan sahabat.
Bulan Syawal menjadi momentum bagi umat Islam untuk menjalin dan mempererat silaturahmi. Pada umumnya, umat Islam di Indonesia akan saling berkunjung ke tempat sanak keluarga ketika di bulan Syawal untuk meminta maupun memberikan maaf satu sama lain. Selain itu kita juga bisa mengucapkan selamat sekaligus memberikan doa kebaikan bagi saudara kita.
Rasulullah Saw dalam hadist riwayat Bukhari menyebutkan, berkah silaturahmi adalah dilapangkan rezeki dan dipanjangkan usia.
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، أخرجه البخاري.
“Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturrahminya (dengan kerabat).”(HR. Bukhari).
Puasa Syawal
Setelah menjalani puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, umat Islam dapat kembali menunaikan ibadah Puasa berupa puasa sunah, yakni puasa Syawal selama 6 hari.
Puasa Syawal memiliki keutamaan yang sangat luar biasa, bahkan dicatat seperti puasa selama setahun penuh, sebagaimana sabda Rasulullah Saw
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Siapa saja yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).
Demikianlah Syawal bulan peningkatan amal ibadah. Semoga kita dapat melakukannya. Amin Ya Rabbal’alamin.