7 Keunikan Masjid Raya Al Jabbar Bandung, dari Nama Hingga Desain

Masjid Al Jabbar Bandung

MasjidAljabbar.comMasjid Raya Al Jabbar (MRAJ) Bandung itu unik. Setiap yang unik memiliki daya tarik. Unik artinya tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain; khusus.

Setidaknya Masjid Raya Al Jabbar –disebut juga Masjid Al Jabbar Bandung dan Masjid Terapung Gedebage– memiliki 7 keunikan, mulai dari nama masjid hingga –terutama– desainnya.

Masjid Raya Al Jabbar milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat diresmikan Jumat, 30 Desember 2022, oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga arsiteknya.

7 Keunikan Masjid Raya Al Jabbar

Berikut ini 7 Keunikan Masjid Raya Al Jabbar

1. Keunikan Nama: Al Jabbar, Jabar, dan Aljabar

Nama masjid ini, Al Jabbar, diambil dari salah satu Asmaul Husna atau nama-nama baik milik Allah Swt. Nama ini juga mirip singkatan Jawa Barat: Jabar. Desaiannya pun terinspirasi dari ilmu matematika Aljabar.

Saat peresmian Masjid Raya Al Jabbar pada 30 Desember 2022 dan berbagai kesempatan lainnya, Ridwan Kamil menceritakan dirinya membutuhkan proses panjang dalam merancang desain Masjid Raya Al Jabbar.

Kang Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil– mengaku terinspirasi dari ilmu matematika Aljabar dalam mendesain Masjid Al Jabbar. Menurutnya, penemu Aljabar, Al-Khawarizmi, merupakan ilmuwan yang mampu membangkitkan peradaban melalui ilmu matematika.

Nama masjid, Al Jabbar, merupakan salah satu Asmaulhusna yang berarti “Maha Perkasa” atau “Maha Berkehendak”. Tiga hal itu (Aljabar, Al Jabbar, Jabar) terkandung sekaligus dalam nama Masjid Al Jabbar.

“Saya berimajinasi kemudian berkontemplasi. Butuh riset juga. Jadi, sebulan itu tidak ada ide. Akhirnya, karena Jabar adalah Jawa Barat, Aljabar juga matematika, sehingga gagasan besarnya adalah mengambil inspirasi dari rumus matematika,” kata Kang Emil.

2. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah

Mengutip laman resmi Pemprov Jabar, selain sebagai tempat beribadah, Masjid Raya Al Jabbar juga mempunyai fungsi edukasi, wisata, dan sosial.

Tidak hanya bangunan masjid tempat shalat, fasilitas lain di kompleks masjid antara lain danau buatan di sekitar masjid, museum Rasulullah Saw di basement, taman tematik 25 nabi, ruang pameran, plaza, dan sebagainya

3. Desain Ramah Lansia dan Disabilitas

Masjid Raya Al Jabbar didesain ramah lansia dan disabilitas.  Ada akses ramp dan dua lift yang memadai. Ada ruang wudhu dan toilet khusus difabel juga.

Konsep dari bangunan masjid ini disebut berasal dari rumus matematika yang identik dengan rumus aljabar. Ini terlihat dari ornamen rumit, namun indah di area masjid.

Masjid Al Jabbar juga dikonsepkan memiliki 27 pintu yang menyimbolkan 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Ukiran batik dari 27 pintu tersebut berbeda-beda sesuai kekhasan masing-masing daerah.

4. Tanpa tiang tengah

Desain Masjid Al Jabbar adalah tanpa tiang tengah. Manajer Produksi Proyek Pembangunan Masjid Al Jabbar Affy Primadhian menyebut bahwa salah satu keistimewaan desain Masjid Al Jabbar adalah tanpa tiang tengah. “Suatu tantangan bagi kami untuk menyelesaikan pekerjaan ini agar sesuai desain yang diharapkan,” katanya dikutup laman resmu Humas Jabar.

5. Ruang Edukasi Keislaman

Kepala Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jabar, Gunawan, menuturkan bahwa Masjid Al Jabbar dapat jadi ruang edukasi keislaman. Selain museum Nabi Muhammad, terdapat pula taman-taman tematik.

“Fasilitas di Masjid Al Jabbar, pertama, tentunya sarana beribadah, area untuk salat. Kemudian yang kedua, area untuk pameran. Jadi, kita punya museum terkait perkembangan Islam, mulai dari zaman Nabi Muhammad sampai (menyebar) ke Indonesia,” ia mengatakan.

Gunawan menyambung, “Kemudian, ada juga area untuk lanskap. Ini area yang mengelilingi masjid di luar dari embung atau retensi. Ada taman-taman yang memiliki tema. Contohnya, ada taman Nabi Adam, ada taman Nabi Nuh, ada taman Nabi Ibrahim, kemudian ada juga taman Nabi Yunus. Di situ menggambarkan bagaimana kisah nabi-nabi.”

Masjid Al Jabbar dapat menampung 20 ribu jemaah di lantai bawah. Lantai atasnya mayoritas akan digunakan untuk jemaah perempuan dengan kapasitas hingga tiga ribu orang. Area alun-alun pun dapat digunakan untuk salat karena sudah dipasang garis saf salat yang bisa menampung hingga 20 ribu jemaah.

6. Tanpa Kubah

Selain tanpa tiang tengah, masjid yang terletak di kelurahan Cimenerang, kecamatan Gedebage, kota Bandung ini juga dibangun tanpa kubah. Alih-alih, masjid ini memiliki ornamen atap tumpuk berbentuk kerucut dilengkapi kaca berwarna-warni, lapor Merdeka.com.

Danau buatan di sekitarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan air warga Bandung, yakni setara 15 meter kubik per detik. Danau Gedebage dengan kedalaman tiga meter ini berfungsi sebagai penampung air hujan, cadangan air baku, dan punya fungsi sosial.

7. Masjid tersulit dan terkompleks

Sebagai arsitek Masjid Al Jabbar, Ridwan Kamil mengaku takjub karena hasilnya melebihi imajinasinya. “Antara yang saya sketsa dengan yang jadi, lebih keren jadinya. Makanya saya suka merinding pas masuk,” ucapnya.

Masjid Al Jabbar juga diakuinya sebagai masjid tersulit dan terkompleks yang pernah ia rancang. “Ini terkompleks, tersulit dan terbesar yang Allah takdirkan hadir saat saya jadi pemimpin di Jabar,” ujar Emil.

Ide pembangunan masjid Al Jabbar ini berawal pada 2016 lalu saat dirinya masih menjabat Wali Kota Bandung. Saat itu, ia memberi usulan pada Gubernur saat itu, Ahmad Heryawan agar Jawa Barat memiliki masjid raya sendiri.

“Selama ini ‘kan nebeng ke Masjid Agung Bandung, makanya namanya diubah jadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya dikutip Liputan6. (MRAJ)

Posted in Info Al Jabbar and tagged , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *