Bedug Haji Geyot yang merupakan ikon Ramadhan Kota Bandung hadir di Masjid Raya Al Jabbar sejak Rabu (20/3/2024). Posisinya di depan jembatan akses masuk masjid atau jembatan Nabi Musa sebelah selatan. Dihadirkan Bank Jabar Banten atau bjb, pemasangan Haji Geyot di Masjid Raya Al Jabbar ini bertujuan untuk menghidupkan tradisi sekaligus menyemarakkan Ramadan.
Haji Geyot adalah patung berukuran besar yang dapat bergerak menabuh bedug sambil bergoyang dengan memakai baju dan peci seperti seorang haji. Patung ini pertama kali dibuat oleh Joen Rustandi pada tahun 1990-an sebagai dekorasi Ramadan.
Menurutnya, keberadaan Haji Geyot kerap menjadi daya tarik di pusat keramaian selama bulan suci Ramadan. Bagi anak-anak kehadiran Haji Geyot begitu menghibur. Sebab Haji Geyot bisa bergerak ke kanan dan ke kiri sesuai irama tabuhan beduk.
Sejarah Haji Geyot
Haji Geyot mulai populer di Kota Bandung saat bulan Ramadan pada era 1990-an. Warga Kota Bandung dahulu selalu terhibur dengan kehadiran boneka raksasa bergoyang meliuk-liuk yang diletakkan di pusat keramaian.
Haji Geyot bukan sesosok orang, melainkan “boneka robot” yang mengenakan pakaian koko lengkap dengan sarung dan peci. Awalnya, boneka berukuran sekitar dua meter ini hanya melenggak-lenggok di bagian pinggul. Lalu, gerakannya ditambahkan hingga di bagian kepala sambil tangan memukul beduk.
Kala itu, boneka Haji Geyot biasa dipamerkan di beberapa titik di Kota Bandung. Dengan ciri khasnya yang selalu berjoget itu, boneka Haji Geyot kerap menjadi tontonan warga sekitar yang berada di sekitar patung bergerak ini.
Seniman pembuat boneka raksasa ini adalah Joen Rustandi. Pria kelahiran Bandung itu adalah orang pertama yang menciptakan Haji Geyot. Jauh sebelum muncul di pusat kota, ikon Ramadan Kota Bandung era 1990-an ini justru pertama kali dipamerkan di Hotel Savoy Homann (saat ini Bidakara Grand Savoy Homann) pada 1990.
Joen yang meninggal dunia pada 2012 lalu itu awalnya dimintai manajer hotel bernama Hilwan Saleh untuk menyiapkan sesuatu untuk menyambut Idul Fitri. Berbekal kenangan semasa kecilnya, Joen kemudian membuat boneka dengan bentuk Pak Haji lengkap dengan beduknya setinggi dua meter.
Pembuatan boneka terbilang cepat, hanya satu minggu. Bahan dasar boneka saat itu berasal dari styrofoam dengan kerangka besi. Sedangkan, dinamo mesin jahit jadi mesin penggeraknya.
Boneka yang bisa memukul beduk sambil menggeleng-gelengkan kepala itu lalu ditempatkan di atas lobi hotel. Spontan, aksi “Pak Haji” itu menjadi tontonan masyarakat, baik yang sedang melintas maupun yang tinggal di sekitar hotel. (Sumber)
Video: Bedug Haji Geyot Ikon Ramadhan Bandung Hadir di Masjid Raya Al Jabbar