Klasifikasi Masjid: Mengapa Al Jabbar Bandung Disebut Masjid Raya?

Masjid Raya Al Jabbar Bandung

MasjidAljabbar.com — Masjid adalah nama umum untuk bangunan yang menjadi rumah ibadah umat Islam, terutama ibadah shalat (salat). Masjid yang berukuran kecil biasa disebut mushola (musala).

Perbedaan masjid dan mushola biasanya dari segi luas atau ukuran bangunan dan kapasitas jamaah. Masjid biasanya berukuran besar dan menampung sekitar 100 lebih jamaah. Mushola berukuran kecil dan hanya menampung jumlah jamaah 50 orang ke bawah.

Selain itu, masjid biasanya digunakan Shalat Jumat. Mushola tidak digunakan sebagai tempat shalat Jumat karena ukurannya yang kecil.

Masjid juga ada kelas-kelas atau tingkatanya, mulai masjid jami’, masjid besar, masjid agung, hingga masjid raya. Mengapa Masjid Al Jabbar Bandung disebut masjid raya sehingga disebut Masjid Raya Al Jabbar (MRAJ) ?

Klasifikasi Masjid di Indonesia

Departemen Agama (kini Kementerian Agama) pernah mengeluarkan ketentuan untuk memberikan sebutan yang berbeda kepada masjid.

Menurut ketentuan itu dan menurut klasifikasi yang ditetapkan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI), untuk masjid jami utama di tingkat kecamatan diberi sebutan masjid besar.

Untuk masjid jami utama di tingkat kabupaten/kota diberi sebutan masjid agung. Untuk mesjid jami utama di tingkat provinsi diberi sebutan masjid raya. Untuk tingkat desa atau kelurahan disebut masjid jami’.

1. Masjid Raya – Tingkat Provinsi

Masjid Raya adalah masjid yang berada di Ibu Kota Provinsi, ditetapkan oleh Gubernur atas rekomendasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi sebagai Masjid Raya, menjadi pusat kegiatan keagamaan tingkat provinsi. Contoh: Masjid Raya Al Jabbar Bandung.

Ada juga masjid milik ormas Islam yang menggunakan nama masjid raya, seperti Masjid Raya Mujahidin Bandung –milik Ormas Islam Muhammadiyah tingkat Provinsi Jawa Barat (Pengurus Wilayah/PW Jabar).

2. Masjid Agung – Tingkat Kabupaten/Kota

Masjid Agung adalah masjid yang berada di Ibu Kota Kabupaten/Kota, ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, menjadi pusat kegiatan sosial keagamana Pemerintahan dan masyarakat muslim di wilayah Kabupaten/Kota. Contoh: Masjid Agung Bandung.

3. Masjid Besar – Tingkat Kecamatan

Masjid Besar adalah asjid yang berada di Kecamatan, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setingkat Camat atas rekomendasi Kepala KUA Kecamatan sebagai Masjid Besar menjadi pusat kegiatan sosial keagamaan di wilayah Kecamatan. Contoh: Masjid Besar Ujungberung.

4. Masjid Jami – Tingkat Desa/Kelurahan

Masjid Jami adalah masjid yang di pusat pemukiman di wilayah pedesaan/kelurahan dan menjadi pusat kegiatan sosial keagamaan masyarakat di wilayah pemukiman/desa/kelurahan. (Sumber)

Strata Masjid

Berikut ini strata masjid yang telah ditetapkan menjadi 7 klasifikasi yakni  dengan memasukkan masjid negara, masjid nasional (masjid akbar), dan masjid biasa.

  1. Masjid Negara disebut sebagai Masjid Negara dan Istiqlal ditetapkan sebagai satu-satunya masjid negara.
  2. Masjid Akbar dengan status Masjid Nasional.
  3. Masjid Raya dengan status Masjid Provinsi.
  4. Masjid Agung dengan status masjid Kabupaten/Kota.
  5. Masjid Besar dengan status Masjid Kecamatan.
  6. Masjid Jami’ dengan status sebagai Masjid Kelurahan
  7. Masjid biasa — untuk yang tidak masuk tingkatan 1-6.

Tipe Masjid

Masjid di Indonesia juga diklasifikasikan dengan memberikan tipe bagi masing-masing strata masjid tersebut:

  1. Tipe A untuk Masjid Negara
  2. Tipe B untuk Masjid Akbar
  3. Tipe C untuk Masjid Raya
  4. Tipe D untuk Masjid Agung
  5. Tipe E untuk Masjid Besar
  6. Tipe F untuk Masjid Jami’
  7. Tipe G untuk Masjid RW.

Demikian klasifikasi masjid atau tingkatan masjid dan sebutannya, mulai masjid kecil tingkat RW hingga masjid raya dan masjid negara. Masjid Al Jabbar Bandung termasuk masjid raya sehingga disebut Masjid Raya Al Jabbar (MRAR).

Posted in Kajian and tagged , , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *